Setelah Nabi Ismail bersedia untuk membantu Nabi Ibrahim membangun Kabah, maka Nabi Ibrahim bersama dengan anaknya pun segera membangun Kabah, setelah Allah SWT menunjukkan kepada mereka tempat yang harus didirikan Baitullah itu.
Ada 2 riwayat yang mengatakan bahwa Allah SWT meninggikan landasan Baitullah sebelum dibangun oleh Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail. Landasan baitullah tidak terkena bencana alam sewaktu taufan besar melanda.
Satu riwayat lagi mengatakan bahwa landasan Baitullah itu telah runtuh dalam badai angin besar, seperti runtuhnya bangunan-bangunan besar lainnya. Setelah peristiwa badai besar melanda, maka sesungguhnya tidak ada orang lain yang mulai membangunnya kembali kecuali Nabi Ibrahim dan anaknya.
Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail mulai membangun Baitullah, Nabi Ibrahim menyusun batu ke atas, sementara Nabi Ismail pula mengutip batu-batu besar.
Ketika bangunan sudah meninggi, Nabi Ismail mengulurkan batu besar yang cukup tinggi dan diambil oleh Nabi Ibrahim sehingga bangunan itu hampir selesai. Maka dengan kehendak Allah SWT baru saja Nabi Ibrahim menapakkan kakinya di batu besar itu, maka melekatlah telapak kami Nabi Ibrahim sebagaimana yang dapat kita lihat hingga sekarang di dekat Baitullah dan ini adalah suatu tanda kebesaran Allah SWT.
Ketika agama Islam datang, Allah SWT mensyariatkan untuk bersembahyang di belakang maqam Ibrahim.
Yang dikatakan maqam Ibrahim itu adalah kedua belah bekas tapak kaki beliau dan bukan kubur Nabi Ibrahim.
Setelah pembangunan Baitullah selesai, Allah SWT memerintahkan kepada Nabi Ibrahim as untuk memberi kebenaran kepada umat manusia agar menunaikan ibadah haji di Baitullah.
Setelah itu Nabi Ibrahim naik ke gunung (Jabal) Abi Qubais, sebuah gunung yang peling dekat dengan baitullah dan di sana beliau memanggil dengan nama Allah.
"Wahai sekalian manusia, sesungguhnya Tuhan kamu telah membangun ssatu rumah-Nya bagi kamu, oleh karena itu hendaklah kamu semua tunaikan haji di sana".
Nabi Ibrahim menyeru ke kanan dan ke kiri seolah-olah orang mengumandangkan azan. Allah SWT menyampaikan seruan Nabi Ibrahim as pada setiap orang yang diciptakan dalam bacaan talbiah dan itulah pernyataan semua orang yang mengerjakan fardhu haji, karena haji itu tidak akan sah tanpa talbiah.
Bacaan talbiah adalah sebagai berikut :
"Labbaikallahhummalabbaik..."
Artinya : "Aku datang untuk menunaikan panggilan-Mu yang Allah".
Menunaikan haji adalah salah satu rukun Islam, oleh sebab itu hendaklah kita menunaikannya apabila sudah mampu melaksanakannya. Banyak orang menunaikan haji, tetapi sekembali mereka dari menunaikan ibadah haji justru sangat menyedihkan perbuatannya. Mereka melakukan maksiat lebih buruk dari masa sebelum menunaikan ibadah haji. Oleh karena itu, hendaklah kita mulai dengan shalat, puasa, zakat dan kemudian menunaikan ibadah haji.
Kalau kita menunaikan ibadah haji tanpa mengerjakan shalat 5 waktu, maka sia-sia saja haji yang kita lakukan, sebab tidak akan diterima oleh Allah SWT dan ini adalah salah satu contoh mereka yang kembali dari menunaikan haji tetapi tetap melakukan berbagaimacam maksiat.
Bagi mereka yang mendapat kenikmatan haji mereka ini tidak akan berani melakukan perbuatan--perbuatan yang akan dimurkai oleh Allah SWT, sebaliknya mereka akan berusaha untuk menjadi muslim yang sempurna. Tanpa mengerjakan shalat, maka semua perbuatan yang berbentuk amal, sedekah, zakat dan lain sebagainya itu tidak akan diterima oleh Allah SWT.