Full width home advertisement

Post Page Advertisement [Top]

Kisah Nyata Keajaiban Rajin Shalat Tahajud : Pertama

Imam Ghazali dalam kitab Mukasyafatul Qulub, pernah mengisahkan ada seorang yang bernama Abu bin Hasyim, dia adalah seorang yang ahli ibadah dan hampir bertahun-tahun tidak pernah absen melakukan shalat tahajud.

Suatu ketika Abu bin Hasyim akan mengambil wudhu untuk melaksanakan shalat tahajud, namun ketika akan mengambil wudhu Abu bin Hasyim dikagetkan dengan keberadaan sosok makhluk yang ada dibibir sumurnya. Abu bin Hasyim pun bertanya kepadanya, “Wahai hamba Allah, siapakah engkau?” Sambil tersenyum, sosok itu menjawab, “Aku adalah Malaikat utusan Allah SWT.”

Abu bin Hasyim kaget, sekaligus bangga kedatangan tamu Malaikat mulia. Kemudian dia bertanya kepada Malaikat tersebut, “Apa yang sedang kamu lakukan disini?” Malaikat tersebut menjawab, “Aku disuruh untuk mencari hamba pecinta Allah SWT.”

3 Kisah Nyata Keajaiban Rajin Shalat Tahajud

Abu bin Hasyim yang melihat malaikat tersebut membawa buku tebal membuatnya penasaran hingga bertanya lagi, “Wahai malaikat, buku apakah yang engkau bawa?” Sang Malaikat menjawab, “Ini adalah kumpulan nama-nama para hamba pecinta Allah SWT”.

Mendengar jawaban tersebut, Abu bin Hasyim berharap dalam hatinya bahwa namanya terdapat dalam buku tersebut. Lalu bertanyalah dia kepada sang Malaikat, “Wahai Malaikat, adakah namaku tercantum di situ?”

Abu bin Hasyim yang merupakan ahli ibadah, berasumsi bahwa namanya ada di dalam buku tersebut, karena dia merupakan sosok yang selalu menunaikan sholat tahajud setiap malam, berdo’a dan bermunajat kepada Allah SWT di sepertiga malam.

Kemudian sang Malaikat mengecek nama Abu bin Hasyim di dalam buku tersebut, namun sang Malaikat tidak menemukan namanya. Abu bin Hasyim meyakinkan kembali untuk mengecek kedua kalinya, namun sang Malaikat tetap tidak menemukan namanya. Ia berkata kepada Abu bin Hasyim, “Betul, namamu tidak ada di dalam buku ini”.

Melihat hal tersebut, Abu bin Hasyim gemetar dan jatuh tersungkur di depan sang Malaikat. Dia menangis sambil mengatakan, “Betapa ruginya diriku yang selalu tegak berdiri di setiap malam dalam tahajud dan bermunajat, tetapi namaku tidak masuk dalam golongan para hamba pecinta Allah SWT.”

Melihat hal itu, sang malaikat kemudian berkata “Wahai Abu bin Hasyim, bukan aku tidak tau engkau bangun setiap malam ketika yang lain tidur, mengambil air wudhu dan kedinginan pada saat orang lain terlelap dalam buaian malam. Tapi tanganku dilarang Allah SWT menulis namamu.”

Mendengar Malaikat berkata tersebut, Abu bin Hasyim bertanya, “Apa gerangan yang menjadi penyebabnya?” Sang Malaikat menjawab, “Engkau memang bermunajat kepada Allah SWT, tapi engkau pamerkan dengan rasa bangga hal tersebut kemana-mana dan asyik beribadah memikirkan diri sendiri. Di kanan kirimu ada orang sakit dan lapar, tidak engkau jenguk dan beri makan. Bagaimana mungkin engkau dapat menjadi hamba pecinta Allah SWT dan dicintai oleh-Nya, kalau engkau sendiri tidak pernah mencintai hamba-hamba yang diciptakan Allah SWT?

Mendengar hal itu, Abu bin Hasyim seperti disambar petir di siang bolong. Dia tersadar bahwa hubungan ibadah manusia tidaklah hanya kepada Allah SWT saja semata, tetapi juga sesama manusia dan alam. Oleh karena itu, jangan pernah bangga dengan amal ibadah yang kita punya, seperti shalat, puasa, dzikir jika tidak dibarengi dengan rasa solidaritas sosial ke sesama manusia dan makhluk ciptaan-Nya yang lain.

Wallahu A’lam.

Kisah Nyata Keajaiban Rajin Shalat Tahajud : Kedua --

Ketika saya melakukan shalat tahajud dan tak lama kemudian saya menunggu subuh untuk melangsungkan shalat subuh sekalian. Kira-kira hampir sebulan penuh saya melakukan shalat tahajud. Saat itu, saya tak meminta banyak. Salah satu yang saya minta dalam doa saya adalah bahwa saya ingin masuk 5 besar dalam penerimaan raport kelas. Itupun saya hanya meminta memperoleh rangking 5. Namun yang terjadi, saya justru memperoleh rangking 1. Pernah juga ketika saya ketiduran ketika menunggu waktu subuh saya bermimpi. Saya bermimpi seperti saya sedang membaca Al Qur'an. Sayup-sayup seperti Terdengar suara lantunan Al Qur'an. Ketika mengetahui bahwa saya ketiduran mata saya menangkap sekelebat cahaya dan sinar yang benar-benar membuat mata saya merasa silau. Situasi di kamar saya sedang agak gelap. Karena lampu kamar saya matikan. Cahaya itu kemudian lenyap seperti naik keatas. Saya tak bisa menjelaskan detailnya. Selain itu, Shalat tahajud menjadikan hati merasa sangat nyaman. Bahkan ada rasa damai yang tidak bisa dijelaskan dengan kata-kata.

Kisah Nyata Keajaiban Rajin Shalat Tahajud : Ketiga ---

Saya seorang mualaf sejak dari tahun 2014 , ketika itu sebelum masuk Islam saya sudah mengetahui tentang sholat tahajud dan sholat Dhuha. Efek pertama yang saya rasakan setelah sholat Tahajud dan di lanjutkan dengan sholat shubuh (lebih baik lagi jika berjamaah di masjid) adalah merasakan ketenangan batin bahwa diri kita dan hidup kita di jaga oleh Allah SWT. Dari situ lah keyakinan diri dan kepasrahan saat melakukan segala sesuatu bahwa segala yang terjadi hari itu adalah ketentuan Allah yg terbaik bagi kita. Melakukan usaha juga pasti akan semaksimal mungkin dan bahkan setiap keberuntungannya yg terjadi kita selalu mengucap syukur karena Allah menghendaki kita untuk pantas menerima anugrah dan keajaiban nya. Urusan menjadi lebih mudah, klien lebih banyak berdatangan dan bila di hari itu memang belum seperti apa yg kita harapkan kita akan lebih mudah menerima nya karna kembali lagi kita yakin bahwa kita sudah melakukan tugas kita yaitu beribadah kepada Allah. Maka selanjutnya serahkan pada Allah takdir dan kehidupan kita.

Sangat jauh berbeda dengan orang yang tidak sholat , mengandalkan kekuatan diri sendiri , maka cepat atau lambat maka org itu akan mengalami frustasi . Suatu saat ujian hidup pasti akan datang, dan menyadari kalau selama ini dia hanya mengandalkan diri sendiri bahkan kewajiban sebagai ciptaan Allah untuk beribadah ia tinggalkan.

Korelasi rejeki dan kerja keras saya rasa tidak ada hubungan nya. Rejeki adalah keajaiban, hanya orang2 yang pantas saja yang akan menerima hal itu dengan keberkahan penuh. Bila orang bekerja keras tanpa ingat kewajiban nya untuk beribadah maka apa yang ia dapatkan hanya kesemuan belaka dan suatu saat pasti dia akan belajar kepada siapa dia harus meminta jalan keluar. Rejeki yang ia dapat akan ia tukar dengan kesehatan yg kurang baik, hubungan yg kurang harmonis, atau urusan yang kurang lancar. Maka orang2 yang beruntung saja di beri hidayah oleh Allah untuk Tahajud dengan tulus agar lebih dekat dengan Allah sang pengatur kehidupan.

Main kan saja peran mu, Tugas mu hanya taat kan?

Bottom Ad [Post Page]

| Designed by Colorlib