4 Kisah Nyata Keajaiban Istigfar Yang Sangat Dahsyat (WAJIB BACA) - Lafadz Istighfar merupakan salah satu dzikir untuk memohon ampun kepada Allah. Biasanya setelah salat, umat muslim tidak akan melewatkan untuk mengucapkan kalimat Astagfirullah Hal Adzim tersebut.
Harapannya, Istighfar mampu menghapuskan dosa-dosa yang diperbuat. Ternyata, tidak hanya untuk memohon ampunan, kalimat dzikir yang sering diucapkan Nabi Muhammad ini juga memiliki banyak keutamaan lain jika diamalkan.
Kisah-kisah berikut menceritakan bagaimana ajaibnya amalan Istighfar dalam kehidupan. Mulai dari kisah pedagang roti yang ingin bertemu dengan Imam Ahmad, hingga nenek tua renta yang mengharapkan pertolongan dokter untuk menyembuhkan cucunya. Bagaimana lengkapnya? Berikut ulasannya.
Kisah Ajaib Pedagang Roti
Imam Ahmad rahimahullah merupakan salah satu ulama madzhab 4 yang namanya mahsyur hingga saat ini. Pada zamannya, Ia begitu dielu-elukan oleh banyak orang. Dalam sebuah kisah yang ditulis Imam al Jauzi rahimahullah dalam buku tentang Imam Ahmad dikisahkan bahwa saat sang Imam memasuki usia senja beliau begitu ingin pergi ke Negeri Syam.
Namun anehnya Imam Ahmad sama sekali tidak memiliki tujuan yang jelas kenapa Ia ingin pergi ke tempat itu. Padahal Ia harus menempuh perjalanan jauh dari kediamannya di Baghdad menuju Syam. Sesampainya di Syam, Imam Ahmad berhenti untuk menunaikan salat dzuhur. Tidak ada yang mengenalinya, mengingat zaman dahulu teknologi tidak secanggih saat ini.
Ia menunggu di masjid tersebut hingga menjelang salat Ashar. Setelah Ashar, sang Imam membaca Alquran untuk menunggu waktu Magrib dan Isya. Setelah habis malam, Imam Ahmad kemudian ingin tidur dan beristirahat di masjid tersebut.
Namun penjaga masjid tidak mengizinkan Ia tidur disana.
“Wahai syekh, anda tidak boleh tidur disini, ini peraturan silahkan pergi,” kata penjaga
Namun Imam Ahmad menolak, “Saya musafir, saya ingin istirahat disini” jawab sang Imam.
Namun sang penjaga tetap menolak dan memintanya untuk keluar lalu kemudian mengunci pintu masjid. Setelah penjaga tersebut pergi, Imam Ahmad kembali beristirahat di pelataran masjid.
Tapi, sang penjaga kembali datang dan lagi-lagi mengusirnya hingga mendorongnya menuju ke jalanan. Lalu ada tukang roti yang rumahnya tidak jauh dari masjid melihat kondisi tersebut. Tukang Roti tersebut memanggilnya
“Hai syekh, kemarilah beristirahatlah di toko ku, ”
Kemudian Iman Ahmad masuk ke toko roti tersebut. “Rumahku tidak jauh dari sini, ini toko roti ku, dibelakang sana, ada ruangan untuk beristirahat. Beristirahatlah malam ini dan besok pagi engkau bisa melanjutkan perjalanan lagi”
Setelah masuk ke toko tersebut, Imam Ahmad kemudian memperhatikan aktivitas sang penjual roti. Dan ada satu hal yang paling menarik perhatian beliau dari lelaki ini. Yakni ucapan dzikir dan doa istighfar yang terus meluncur dari mulutnya tanpa putus sejak awal ia mulai mengerjakan adonan rotinya.
Imam Ahmad yang kagum lalu bertanya “Sejak kapan Anda selalu beristighfar tanpa henti seperti ini?”
Ia menjawab, “Sejak lama sekali. Ini sudah menjadi kebiasaan rutin saya, hampir dalam segala kondisi.”
Lalu Imam Ahmad bertanya lagi “Lantas apa hasilnya”
“Ya, Allah mengabulkan semua permintaan ku” Jawabnya.
“Lalu apa permintaanmu yang belum dikabulkan Allah?” tanya Sang Imam.
Si lelaki saleh ini pun melanjutkan jawabannya dan berkata, “Sudah cukup lama saya selalu berdoa memohon kepada Allah untuk bisa dipertemukan dengan seorang ulama besar yang sangat saya cintai dan agungkan. Beliau adalah Imam Ahmad bin Hanbal!”
“Allahu Akbar! karena Istighfarmu lah Allah SWT mendatangkan saya datang ke kota mu ini tanpa alasan yang jelas, karena Istighfarmu lah Marbot Masjid melarang saya tidur di Masjid, karena Istighfarmulah engkau menawarkan aku istirahat ditempatmu. Saya lah Ahmad bin Hanbal…
Masya Allah, Allah SWT mendatangkan Imam Ahmad ke rumahnya karena Istighfarnya.
Ajaibnya Istighfar Seorang Ibu
Kisah selanjutnya belum lama terjadi yang bercerita tentang seorang ibu yang berada di tinggal wilayah Khasmir. Ibu ini memiliki anak perempuan yang memiliki penyakit tulang. Si Ibu selalu berdoa kepada Allah SWT sambil beristighfar. Pasalnya dia sudah membawa anaknya ke dokter di sekitar wilayahnya namun tidak mendapatkan hasil.
Mereka hanya bilang bahwa hanya ada satu dokter yang mampu menangani penyakit ini. Dokter tersebut seorang muslim shli spesialis tulang, namun sayangnya Ia tinggal sangat jauh yakni di India.
Sang Ibu mengetahui jika dirinya tidak memiliki kemampuan untuk pergi ke India membeli tiket pesawat, makan selama di sana dan biaya berobatnya. Maka ibu ini hanya memperbanyak doa dan Istighfar.
Ringkas cerita, dokter yang menjadi target keluar dari India untuk mengisi sebuah acara dan melewati wilayah Khasmir.
Tiba-tiba pilotnya bilang tidak bisa terbang karena ada hujan badai dan harus turun di wilayah ini. Setelah turun tiba-tiba berkata “saya harus menghadiri seminar, berapa jauh lagi wilayah ini dari tempat tujuan”
Ternyata waktu yang dibutuhkan untuk sampai sekitar empat jam, sehingga sang dokter memilih untuk menyewa mobil karena waktu untuk seminar sekitar enam jam lagi.
Akhirnya ia meninggalkan Bandara untuk menuju lokasi seminar. Namun sayang, baru sebentar meninggalkan bandar hujan semakin lebat sehingga supir tidak bisa melanjutkan perjalanan. Karena jika dipaksakan maka mereka akan menghadapi badai.
Akhirnya dokter menyetujui untuk beristirahat dengan mendatangi rumah penduduk setempat. Rumah tersebut tampak tua yang terbuat dari kayu yang reot. Lalu dokternya mengetuk pintu, mengucapkan salam dan meminta bantuan agar sang pemilik rumah memberikan tumpangan.
Lalu sang dokter masuk dan si ibu mengambilkan minuman. Ketika sang dokter berada di ruang tamu, anak si ibu ini menangis kesakitan dikamar. Lalu dokter bertanya
“Kenapa anak ibu menangis” tanya dokter
“Sakit tulang” jawab sang ibu
“Kenapa tidak dibawa ke dokter?”
”Sudah, tapi kata dokter mereka tidak bisa menyembuhkan. Yang bisa menyembuhkan hanya dokter yang bernama si Fulan,”
Dokternya lalu berkata segala puji bagi Allah yang mendatangkan saya ke rumah ibu. Saya ini dokter yang ibu maksud. Allah datangkan ke rumahnya justru hanya dengan Istighfar, tanpa biaya dan gratis. Masya Allah.
Berkah Merutinkan Istighfar Selamat dari Fitnah
Kisah selanjutnya datang dari dokter spesialis jantung yang bernama Dr. Khalid Jubai. Ia mengalami keajaiban Istighfar dalam hidupnya. Pada suatu ketika, Dr. Khalid Jubai mendapat fitnah dari rekan sekantornya. Jika fitnah tersebut berhasil dibuktikan, maka sang dokter ternacam dipensiunkan dini dari rumah sakit.
Hal ini membuatnya gusar hingga begitu tersiksa batin. Meski demikian, ia berjuang untuk memulihkan nama baik. Tapi upayanya tidak cukup untuk bisa melawan rekan sekantornya yang menebar fitnah. Kondisi ini sempat membuatnya putus asa hingga beberapa saat.
Namun keajaiban mulai terjadi ketika Ia mendatangi masjid. Setelah salat, ia teringat sesuatu yang mengubah pemikirannya. Selama ini semua orang yang sakit datang kepadaku dengan harapan besar agar aku mengobati mereka, tapi mengapa sekarang aku sendiri justru tidak mampu,” pikir beliau.
Selanjutnya tiba-tiba beliau teringat keutamaan istighfar, dan merasakan adanya dorongan yang sangat kuat untuk melakukannya. Maka sepanjang perjalanan pulang beliaupun mulai mengulang-ulang bacaan istighfar ini:
“Astaghfirullahal-ladzi la ilaha illa Huwal-Hayyul-Qayyum, wa atubu ilaih”
(Aku bersitighfar memohon ampun kepada Allah, Yang tiada tuhan yang berhak diibadahi selain Dia, Yang Maha Hidup, Yang Maha Mengurus, dan aku bertobat kepada-Nya) HR. Al-Hakim dari Ibnu Mas’ud dan At-Tirmidzi dari Bilal bin Yasar bin Zaid.
Sesampainya di rumah, ada perasaan lega yang begitu dasyat. Ia mengalami semacam pengalaman spiritual yang merasuk ke dalam hati beliau. Sehingga beliaupun tak henti membaca lafadz istighfar tersebut, setiap saat dan dalam segala kondisi.
Singkat cerita, hingga pada suatu waktu, semua tuduhan yang menjadi rumor buruk terhadapnya ternyata tidak terbukti. Tentu saja beliau terkejut sekaligus bersyukur mengetahui kabar ini. Dengan begitu beliau menjadi bebas dari sanksi pemberhentian kerja dan namanya pun menjadi bersih kembali.
Tak cukup sampai disitu, akibat fitnah yang dialamatkan kepada beliau tidaklah terbukti, 5 koleganya yang melaporkan beliau itu pun turut menerima konsekuensi atas tuduhan yang tidak berdasar tersebut, diantara mereka ada yang dimutasi dari tempat dan posisi kerjanya semula, ada yang justru dipensiundinikan, ada yang mengakui perbuatannya dan meminta maaf kepada beliau dan instansi terkait.
Peristiwa Aneh Malam Itu…
Masih segar dalam ingatanku kejadian luar biasa malam itu, aneh dan mengagumkan. Sebuah pengalaman spiritual yang unik, langka dan ngangenin. Awalnya tak aneh jika aku mengalami kesulitan untuk tidur, gelisah memikirkan segala permasalahan yang kuhadapi. Namun tadi malam semuanya terasa berbeda, rasa gundah, resah dan gelisah itu terasa begitu memilukannya. Jika biasanya rasa amarah, kesedihan, dan penderitaan yang kualami kulampiaskan dengan kemarahan, bersumpah serapah, dan mencaci diri. Tapi tadi malam semuanya kupendam dalam kebisuan, terdiam seraya mengingat asma-asma-Nya.
Entah apa yang merasuk ke dalam diriku. Hawa dingin musim panas terasa begitu menusuk tajam kedalam relung tulang-tulangku, meniupkan setitik kesadaran akan hinanya diriku sebagai makhluk berlumur dosa. Kusadari kelemahan dan ketidak berdayaanku sebagai hambaNya. Lalu secara spontanitas lidahku yang selama ini kelu untuk mengucap asma-asma-Nya, mendadak tergerak penuh haru memohon ampun atas segala dosa-dosaku. “Astagfirullah al adzim…, Astagfirullah al adzim.., Astagfirullah al adzim….” Sungguh ku tak kuasa apapun atas diriku, ku bahkan tak tahu apa yang akan terjadi sedetik ke depan. Maha Suci Allah yang segala sesuatunya berada dalam genggaman-Nya.
Sambil menahan haru kuteruskan membaca istighfar sebanyak-banyaknya, mulanya hanya kuniatkan sebagai pengantar supaya aku bisa tertidur. Namun aku masih terus terjaga, lalu kuambil tasbih kecil warna merah muda dan kuteruskan dengan membaca Subhanallah, Allhamdulillah, Allahu Akbar dan La ilaha Illallah masing-masing 99 kali. Sedikit kecewa kurasakan ketika mataku masih terbelalak lebar, terjaga dengan segarnya. Dalam keputus asaan, kucoba merayu-rayu Allah memohon belas kasih-Nya supaya segera menidurkanku lalu kuucapkan “Bismillahirahmanirahiim” sebanyak 99 kali. Sayangnya, aku masih juga terbangun…
Sejenak aku terdiam… membayangkan diriku yang terbaring entah berapa lama di atas kasur menderita dengan segala kegelisahan yang ada sambil merayu-rayu dan meminta belas kasih Tuhannya yang seolah tak bersambut. Membuatku semakin sadar betapa kecil dan hinanya diriku. Dadaku terasa semakin sesak, namun kucoba sebisa mungkin untuk tetap tenang. Air mataku hampir menitik, tapi kusadar itu tiada gunanya. Namun, keputus asaan dan kegelisahan kembali mendera diriku dan semakin menjadi. Kucoba untuk tetap tenang dan kembali membaca istighfar. Namun kali ini…, lidahku begitu kelu dan beratnya ketika kuucapkan Astagfirullah al adzim. Dan tiba-tiba.., “Subhanallah…”, tarikan nafasku semakin tak karuan, sekujur tubuhku menggigil hentak kedinginan, dan tanganku yang masih memegang tasbih bergetar sehingga tasbih itupun terjatuh…
Aku tersentak dan terkejut… Kuucapkan lagi “Astagfirullah al adzim, Astagfirullah al adzim…” dengan nada yang semakin keras, kucoba untuk menyadarkan diriku atas apa yang sedang terjadi. Dan tak terasa air matakupun menitik tak terbendung lagi. Kuulang-ulang bacaan istighfar sebanyak mungkin sambil kucoba menenangkan diri. Kemudian kusibakkan selimut, kuhapus air mata dan kubimbing jasadku untuk bangun dan kutarik nafas dalam-dalam…
Sesaat ku merasa tenang, kulihat sekelilingku begitu temaram. Kunyalakan lampu kamar dan tiba-tiba mendadak timbul semangat untuk shalat. Kuambil air wudlu dan kubasuh mukaku, sungguh terasa segarnya dan membuatku semakin bersemangat. Namun ketika kubaca do’a setelah wudhu, kuteringat makna yang terkandung di dalamnya. Helaan nafasku kembali tersengal. Ku kembali ke kamar dan kulihat jam waktu itu menunjukkan pukul 03:05 pagi. Sungguh hening terasa suasana di sekelilingku, udara segar meniup lembut membelai kulitku, hanya dentingan jam dan helaan nafasku yang masih tersengal yang kudengar.
Kumulai shalat dan kucoba memahami setiap do’a yang terkandung di dalamnya. Kubaca perlahan, kalimat demi kalimat.., dan “Subhanallah…”, ketika kubaca ayat “Ar-Rahmaanirahim” air mataku kembali menitik dan ku menangis lagi, ku teringat segala kegelisahanku atas segala cobaan yang Allah berikan dan ku mengadu, memohon dan merayu agar Allah memberikan sifat rahman rahim-Nya. Ketika kubaca “Maliki Yaumiddin” sekujur tubuhku merinding mengingat segala dosa dan kekhilafan yang selama ini pernah kulakukan. “Iyyaka Na’budu Wa Iyyaka Nastain”, sungguh memalukan diri ini yang hanya banyak meminta dan tak sudi beribadah… Begitu pula dengan ayat-ayat berikutnya, sampai kubaca ayat terakhir Surat al-Fatihah tangisku semakin menjadi sehingga nafasku benar-benar tak karuan.
Entah berapa lama, sejenak ku terdiam menahan isak tangis dan nafasku yang masih tak teratur. Ku baca surat selanjutnya dengan tangis yang belum juga reda sambil terbata-bata. Sampai akhirnya pada akhir rakaat kedua, kumulai bisa menenangkan diri. Namun pada rakaat ketiga, yaitu ketika kubaca dua ayat terakhir surat al_Baqarah tepatnya ayat “Yagfiru Limanyasya Wa Yu’adzibu Man Yasya” air mataku terjatuh lagi. Untuk beberapa saat aku terdiam menahan tangis, namun tak jua reda. Kupaksakan membaca ayat selanjutnya dengan terbata-bata. Sampai akhirnya tangisku memuncak ketika kubaca “La Yukalifullahu Nafsan Illa Wus’aha…al ayata”.
Entah apa tepatnya yang kurasakan saat itu, namun semuanya terasa begitu satir, menyindir, menguliti, dan menelanjangi jiwaku. Apalagi setelah selesai shalat kuteruskan dengan membaca al-Qur’an, dan “Subhanallah….” Tanpa sengaja Surat yang kubuka dan akan kubaca berturut-turut adalah “Surat Al-Muzzammil dan Surat Al-Muddatsir“. Tak pelak lagi, air mataku semakin bercucuran lagi dengan derasnya teringatkan bahwa ini bukanlah kebetulan semata.
Tangisku mulai mereda setelah ku selesai membaca Qur’an. Aku masih kebingungan, mencoba memahami arti dari segala yang terjadi. Namun saat itu, sungguh ku merasakan kebahagiaan tersendiri yang tak pernah kurasakan sebelumnya. Lalu kutatap bayangan wajahku di dalam cermin. Kulihat mataku begitu merah, menangis dengan cengengnya. Namun Aku lebih bahagia, tersenyum atas apa yang kurasakan saat itu. Ketika kusadari bahwa aku baru saja mengalami suatu peristiwa yang luar biasa, dengan penuh haru dan bahagianya, seketika itu pula aku sujud syukur dengan sesyukur-syukurnya. Lalu air matakupun kembali menitik semakin derasnya… Sampai sekian lama akhirnya adzhan shubuhpun terdengar dari kejauhan, kuangkat kepalaku dan kududuk bersila sambil tertunduk mendengar dengan khusyu panggilannya dan kusiapkan diri untuk shalat shubuh.
Memang pengalaman aneh, unik dan tak terjadi setiap hari. Entah apa yang membuat peristiwa semacam itu terjadi, terlepas dari apakah karena memang aku lagi nyadar atau hanya karena bukti ketidakberdayaanku saja. Tapi sungguh suatu sensasi yang luar biasa nikmatnya dan baru terjadi sekali ini seumur hidupku.
Maka dari itu hendaklah kita selalu ingat sabda Nabi SAW jikalau bersama istighfar ada kemudahan dari permasalahan yang mendera kita. Dan amalan pembuka pintu rezeki yang mujarab dari Al-Qur'an dan Hadist.
Semoga beberapa kisah di atas bisa memberikan kita palajaran serta keyakinan untuk mengamalkan istigfar dalam kehidupan kita sehari-hari. Amin.