Pada zaman dahulu ada seorang yang bernama Abul Hassan yang pergi haji ke Baitullah. Ketika tawaf tiba-tiba ia melihat seorang wanita cantik yang bersinar dan berseri wajahnya.
"Demi Allah tidak pernah aku melihat wanita yang mempunyai wajah secantik dan secerah dia. Mungkin karena wanita itu tidak pernah susah dan bersedih hati...."
"Wanita itu mendengar apa yang diucapkan Abul Hassan lalu ia bertanya.
"Apa yang engkau katakan hai saudaraku ?" tanya wanita itu. "Demi Allah aku selalu terbelenggu oleh perasaan sedih dan duka karena risau dan tak seorang pun yang mau perduli dengan apa yang kurasakan ini...."
"Persoalan apa yang membuat hatimu risau ?" tanya Abul Hasssan.
Wanita itu kemudian bercerita : "Pada suatu hari ketika suamiku sedang menyembelih kambing qurban dan pada aku mempunyai 2 orang anak, yang satu sudah dapat bermain sendiri dan yang satu lagi masih menyusu. Ketika aku bangun untuk membuat makanan, tiba-tiba anakku yang agak besar berkata pada adiknya "Hai adikku maukah aku tunjukkan kepadamu bagaimana ayah menyembelih kambing ?".
"Ya saya mau...." jawab adiknya.
Sang kakak lalu menyuruh adiknya berbaring dan kemudian disembelih leher adiknya itu. Setelah itu sang kakak merasa ketakutan ketika melihat darah yang menyembur keluar dari leher adiknya. Ia kemudian berlari ke atas bukit, tapi naas di sana ia di mangsa oleh serigala.
Ayahnya kemudian pergi mencari anaknya hingga ia pun mati kehausan dan ketika aku letakkan bayiku untuk keluar mencari suamiku, tiba-tiba bayiku merangkak menuju ke periuk yang berisi air panas, ditariknya periuk tersebut dan tumpahlah air panas menyiram tubuhnya hingga melepuh seluruh kulit badannya. Kejadian itu terdengar oleh anakku yang telah menikah dan tinggal di daerah lain, maka ia pingsan hingga menemui ajalnya. Dan kini aku tinggal sebatang kara...."
"Bagaimanakah kesabaranmu semua musibah yang sangat hebat itu ?" tanya Abul Hassan.
"Tak ada seorangpun yang dapat membedakan antara sabar dengan mengeluh melainkan ia menemukan di antara keduanya dan menemukan jalan yang berbeda. Adapun sabar dengan memperbaikinya, maka hal itu baik dan terpuji akibatnya. Adapun mengeluh, maka orangnya tidak dapat ganti yakni sia-sia belaka...." jawab wanita itu.
Demikianlah cerita di atas, satu cerita yang dapat dijadikan tauladan di mana kesabaran sangat digalakkan oleh agama dan harus dimiliki oleh setiap orang yang mengaku beriman kepada Allah dalam setiap terkena musibah dari Allah. Karena itu Rasulullah SAW bersabda dalam firman Allah dalam sebuah hadist qudsi :
"Tidak ada balasan bagi hamba-Ku yang Mukmin, jika Aku ambil kekasihnya dari dunia kemudian ia sabar, maka syurga baginya".
Begitu juga mengeluh. Perbuatan ini sangat dikutuk oleh agama dan hukumnya haram. Karena itu Rasulullah SAW bersabda :
"Tiga macam tanda kekafiran terhadap Allah, merobek baju, mengeluh dan menghina nasab orang".
Rasulullah juga bersabda : "Mengeluh termasuk kebiasaan Jahiliyah dan oran yang mengeluh, jika ia mati sebelum taubat maka Allah akan memotongnya bagi pakaian dari uap api neraka" (H.R. Imam Majah).
Semoga kita semua di jadikan hamba Allah yang selalu sabar dalam menghadapi setiap masalah dan musibah. Amin.