Nabi Shaleh as merupakan rasul Allah setelah Nabi Hud. Nabi Shaleh di utus untuk menyebarkan ajaran tauhid kepada kaum Tsamud. Kaum Tsamud merupakan keturunan dari kaum 'Ad mereka bermukin di daerah Hadramaut perbatasan antara Yaman dan Syam.
Di tempat itu mereka hidup makmur. Kaum Tsamud dikenal pintar bercocok tanam dan berternak. Ilmu pengetahuan mereka juga sangat baik.
Karunia lain yang Allah berikan kepada kaum Tsamud adalah tubuh yang tangguh. Mereka bisa memahat tebing batu menjadi pemandangan yang indah. Gedung-gedung tinggi mereka bangun. Mereka pun pintar membuat rumah dari tebing batu.
Sayangnya kaum Tsamud tidak mengenal Allah SWT. Mereka menyembah berhala, padahal mereka sendiri yang membuat berhala itu. Hukum yang digunakan oleh kaum Tsamud adalah hukum rimba. Kuat berarti menang, lemah artinya kalah. Keseharian mereka juga jauh dari kebenaran.
Banyak sekali kekacauan yang terjadi. Orang kaya hidup berfoya-foya, sedangkan orang miskin dan lemah diperlakukan dengan seenaknya. Banyak terjadi perampokan di mana-mana.
Allah pun mengutus Nabi Shaleh untuk mengajarkan kebaikan kepada kaum Tsamud. Dia berkata "Hai saudaraku kaum Tsamud, kebiasaanmu menyembah berhala itu sangat keliru. Sesungguhnya Tuhan yang wajib kalian sembah adalah Allah".
"Hai Shaleh siapakah Allah itu ?" salah seorang di antara mereka bertanya.
"Dia adalah Tuhan semua manusia dan mahkluk hidup. Dialah yang berkuasa atas segalanya. Dialah tempat meminta ampunan dan tempat memohon pertolongan dari kesulitan". jawab Nabi Shaleh.
"Coba kau tunjukkan di mana Tuhanmu itu, bagaimana wujudnya ? apakah sana dengan tuhan kami ?"
"Subhanallah, kalian sungguh keterlaluan. Kalian tidak akan mampu melihat wujud Allah" jawab Nabi Shaleh.
"Pembual omong kosong kau, Shaleh. Aku tidak mempercayai omonganmu sedekitpun sebelum kau menunjukkan bukti kehebatanmu sebagai nabi utusan Tuhanmu itu. Baru kami akan percaya dan mengikutimu" kata orang Tsamud.
Nabi Shaleh tidaj dihiraukan oleh kaum Tsamud. Dia malah dianggap aneh, kerasukan setan dan terkena ilmu sihir. Peringatannya pun dianggap mereka ngawur.
Kepada Allah SWT nabi Shaleh memohon agar Allah memberikan mukjizat. Allah pun memerintahkan Nabi Shaleh untuk memukulkan tangannya kepermukaan batu di depannya. Nabi Shaleh pun mengikutinya. Tiba-tina muncul unta yang gemuk dari batu itu.
Melihat kejadian itu orang-orang kaum Tsamud terkaget. Nabi Shaleh berkata "Hai kaumku, inilah tanda bahw aku utusan Allah, sembahlah Allah dan tinggalkan berhala-berhala itu. Jangan kalian ganggu unta ajaib ini. Unta ini perlu minumm, sama seperti kalian. Jika kalian menginginkan susunya, silahkan di perah".
Dari awal Nabi Shaleh sudah mengingatkan kaum Tsamud agar tidak mengganggu unta itu, sebab unta itu merupakan mukjizat dari Allah. Jika sampai ada orang yang melukai atau membunuhnya, khawatir mambuat Allah marah.
Sang unta pun berkeliaran setiap hari. Orang banyak mengantri untuk mendapatkan susunya. Susu unta itu tidak habis meskipun di perah berkali-kali.
Kehadiran unta itu tidak membuat semua kaum Tsamud senang. Sebagian dari mereka ada juga yang tidak senang. Mereka termasuk orang yang tidak menyukai keberadaan nabi Shaleh. Mereka takut jika unta itu terus hidup, semakin banyak orang yang berpindah memeluk agama nabi Shaleh.
Pada akhirnya mereka pun bersatu untuk melenyapkan unta itu. Mereka akan membunuhnya.
Esok harinya masyarakat Tsamud berbondong-bondong mengambil air di telaga. Setelah itu barulah mereka memerah susu unta.
Di saat bersamaan orang yang berencana membunuh unta itu menunggu kesempatan. Kesempatan untuk membunuh unta. Dia membunuh unta itu ketika orang-orang sudah pergi. Unta itu pun akhirnya mati di bunuh.
Kabar soal kematian unta itu sampai kepada Nabi Shaleh. Mengetahui hal itu nabi Shaleh marah, Nabi Shaleh berjalan ke telaga lalu berkata "Wahai kaumku siapakah yang berani membunuh unta itu ?".
Mereka pun mencari-cari alasan. Salah seorang pembunuh unta itu menjawab "Akibat untamu itu telaga menjadi kotor. Orang-orang menjadi tergila-gila kepada susunya. Kamilah yang melenyapkan unta itu".
"Tidakkah engkau ingat ? aku pernah mengingatkan kalian agar tidak mengganggu unta itu. Jika kalian melakukannya apalagi membunuhnya, berarti kalian siap menerima balasan dari Allah" jawab Nabi Shaleh.
"Mana mungkin Tuhamu bisa membalasnya. Buktikanlah, kami ingin merasakannya" tantang mereka.
Nabi Shaleh memberi tahu mereka bahwa balasan akan datang 3 hari lagi. "Bersukarialah kamu sekalian di rumahmu selama 3 hari, itu adalah janji yang tidak dapat didustakan" kata Nabi Shaleh.
Di hari pertama dan kedua setelah pembunuhan unta itu, tidak ada yang terjadi. namun di hari ketiga, langit mulai gelap. Kaum Tsamud mulai panik. Sementara Nabi Shaleh dan para pengikutnya sudah pergi menyelamatkan diri. Petir dan gempa meluluhlantakkan kaum Tsamud. Tidak ada satu pun kaum kafir yang selamat dari balasan itu.
Peristiwa ini telah diceritakan dalam Al Quran surat Al A'raf : 79.