Full width home advertisement

Post Page Advertisement [Top]

Disebuah negeri bernama Mausul, hidup seorang raja yang ingkar kepada Allah. Raja tersebut bernama Namrud. Raja Namrud adalah raja yang sangat zalim. Ia mengakui dirinya sebagai tuhan, dia juga memerintahkan kepada masyarakatnya untuk menyembah berhala.

Di tengah masyarakat yang ingkar itu, lahirlah seorang putra yang di beri nama Ibrahim. Ia adalah putra dari seorang pembuat patung berhala, Azar namanya. Ibrahim adalah seorang nabi dan rasul Allah SWT.

Sejak lahir Nabi Ibrahim as tinggal di hutan. Ia sengaja ditinggalkan di hutan karena raja Namrud mengelurkan undang-undang agar setiap keluarga tidak boleh memiliki anak laki-laki. Namun ayah Nabi Ibrahim menyelamatkannya dengan menyembunyikan Nabi Ibrahim dalam sebuah gua di hutan.

Atas izin Allah Nabi Ibrahim tinggal di hutan dengan selamat tanpa ada satupun gangguan dari binatang hutan.

Kisah Nabi Ibrahim Selamat Dari Api Raja Namrud

Karena jauh dari kehidupan kaum yang ingkar, Nabi Ibrahim tidak ikut menyembah berhala. Bahkan nabi Ibrahim merenung "Kenapa masyarakat menyembah berhala-berhala itu ?".

Pada saat beranjak dewasa Nabi Ibrahim di beri mukjizat yang luar biasa oleh Allah SWT. Ia dianugerahi akan dan kecerdasan yang istimewa. Dengan akal dan kecerdasan tersebut Nabi Ibrahim mulai menyampaikan ajaran Allah kepada masyarakat.

Nabi Ibrahim memiliki berbagai akal dalam menyampaikan ajaran Allah kepada kaum yang ingkar tersebut. Pada suatu waktu raja Namrud dan kaumnya pergi meninggalkan Negeri Mausul. Hampir seluruh masyarakat pergi meninggalkan Negeri Mausul, sehingga keadaan sekitar sangat lengang.

Melihat itu Nabi Ibrahim merasa memiliki kesempatan yang baik. Ia memiliki rencana yang sudah lama dipikirkannya.

Dengan akal dan kecerdasan yang istimewa Nabi Ibrahim berencana untuk menghancurkan berhala-berhala raja namrud dan kaumnya yang ingkar. Ia memecahkan berhala-berhala itu dengan kapak satu per satu. Namun hanya satu yang tidak di hancurkan. Patung berhala yang paling besar tidak di pecahkan Nabi Ibrahim, malah Nabi Ibrahim mengalungkan kapak di leher berhala itu.

Apa yang dipikirkan Nabi Ibrahim ? mengapa patung berhala yang paling besar tidak di pecahkan juga ?

Beberapa hari kemudian raja Narud dan kaumnya kembali ke Negeri Mausul. Raja Namrud dan kaumnya sangat marah setelah melihat berhala-berhala hancur. Raja Namrud langsung menuduh Nabi Ibrahim yang melakukannya.

Raja Namrud pun memanggil Nabi Ibrahim untuk di adili.

"Ibrahim, apakah kau yang menghancurkan berhala-berhala itu ?" tanya raja Namrud marah.

"Bukan aku" jawab Nabi Ibrahim singkat.

"Lalu siapa kalau bukan kau ?" tanya raja namrud dengan geram.

"Aku pikir berhala yang besar itu yang menghancurkannya. Tidakkah kau melihat kapak yang ada di lehernya itu ?" jawab Nabi Ibrahim.

"Mana mungkin berhala dapat berbuat seperti itu ? berhala itu tidak bisa berbuat apa-apa" bantah raja Namrud.

"Kalau begitu mengapa kau sembah berhala yang tidak dapat berbuat apa-apa ?" jawab Nabi Ibrahim.

Ternyata itu alasan kenapa berhala yang paling besar itu tidak dihancurkan Nabi Ibrahim.

Mendengar jawaban Nabi Ibrahim raja Namrud semakin marah dan murka.

Raja namrud memerintahkan para tentaranya untuk menghukum Nabi Ibrahim. Raja Namrud menghukum Nabi Ibrahim dengan hukuman yang seberat-beratnya. Raja namrud memerintahkan para tentaranya untuk membakar hidup-hidup Nabi Ibrahim.

Para tentara dengan segera menyiapkan kayu yang besar-besar untuk membakar Nabi Ibrahim. Nabi Ibrahim diikat dan diletakkan di tengah tumpukan kayu yang sudah disiapkan. Api menyala sangat besar.

Raja Namrud dan kaumnya yang ingkar itu tertawa dengan puasnya melihat Nabi Ibrahim dibakar,

Bagaimana dengan Nabi Ibrahim ?

Dengan izin Allah, api tersebut tidak membakar tubuh Nabi Ibrahim. Allah menjadikan api itu dingin. Hal itu ada di dalam Al Quran surat Al Anbiya : 69.

Raja Namrud dan kaumnya masih saja tertawa. Namun ketika api padam. Raja Namrud dan kaumnya sangat terkejut, Nabi Ibrahim selamat dari api yang sangat dahsyat itu. Badan Nabi Ibrahim tidak terluka sedikitpun. Nabi Ibrahim keluar dari sisa-sisa pembakaran itu lalu meninggalkan raja Namrud dan kaumnya yang masih terkejut.

Nabi Ibrahim pergi meninggalkan Negeri Mausul bersama dengan orang-orang yang mengikuti ajaran Allah. Hingga pada suatu perjalanan di padang pasir yang luas, Nabi Ibrahim yang selalu berfikir itu bertanya kepada Allah.

"Ya Allah bagaimana cara menghidupkan orang yang telah tiada ?" tanya Nabi Ibrahim.

"Belum yakinkah kamu kepadaku ?" Allah membalas pertanyaan Nabi Ibrahim.

"Aku meyakininya Ya Allah tetapi aku ingin memantapkan hatiku dan keimananku" jawab Nabi Ibrahim.

Allah pun menjawab pertanyaan Nabi Ibrahim itu dengan memerintahkan Nabi Ibrahim mengambil 4 ekor burung lalu Nabi Ibrahim menyembelihnya. Setiap burung di potong menjadi beberapa bagian. Kemudian potongan-potongan tersebut di pisah dan disimpan di atas gunung yang berdampingan.

Setelah itu burung-burung tadi di panggil. 4 ekor burung yang disembelih tadi hidup kembali. Mereka terbang menghampiri Nabi Ibrahim.

Atas kuasa Allah, Nabi Ibrahim langsung melakukan sujud syukur. Keimanannya semakin bertambah dan hatinya semakin mantab menyembah Allah.

Bottom Ad [Post Page]

| Designed by Colorlib