Full width home advertisement

Post Page Advertisement [Top]

Kisah Keajaiban Sedekah Pertama

Saya melakukan itu atas nama kemanusiaan, bukan sedekah atau pemberian dengan mengharapkan pembalasan dari Tuhan. Selain itu, saya sangat pintar dalam ilmu hitung (matematika). Pengeluaran menyebabkan jumlah yang semula ada menjadi berkurang, bukan bertambah.

Setelah saya menyantuni anak yatim, membelikan buku-buku untuk menjadi bahan ajar di sebuah sekolah yang kekurangan fasilitas, memberikan sejumlah uang logam ke pengemis, atau menyisihkan sedikit untuk mengisi ruang Kotak Infak Mesjid/Mushalla, dengan semula uang yang dimiliki misalkan Rp. 1.000.000, saya dengan penuh kesadaran memegang sisanya karena sudah mempergunakan untuk hal-hal yang tersebut di atas, bukan sebagai bentuk tabungan kepada Tuhan yang mana nanti dibungakan menjadi lebih banyak. Lantas apakah saya menerima keajaiban dari perilaku baik saya itu? Haha, tidak pernah.

Kumpulan+Kisah+Keajaiban+Sedekah

Sebagai manusia yang hidup lebih baik dibandingkan manusia yang lain, lakukan atas nama kemanusiaan, bukan karena iming-iming keajaiban. Berbagi dari sedikit yang kita punya adalah sebuah keharusan, tanpa perlu adanya suruhan agama. Cukup hanya dengan berpikir saja. Layak atau tidak sekiranya kita membiarkan seorang nenek tua kelaparan jika seandainya agama tidak mengajarkan untuk berbagi? Layak atau tidak sekiranya kita membiarkan seorang anak ke sekolah dengan menggunakan seragam robek, tapi kita mengenakan sepatu yang seharga puluhan juta rupiah jika seandainya agama tidak mengajarkan untuk berbagi?

Saran saya, jika Anda memang ingin bersedekah, lakukan dengan ikhlas dan realistis. Pengeluaran itu hanya menyebabkan pengurangan dari jumlah yang semula dan sebagai manusia kita harus memanusiakan manusia lain, salah satunya dengan berbagi.

Kisah Keajaiban Sedekah Kedua

Alhamdulillah… Dengan sedekah, bukan berharap supaya digantikan 700 ribu kali lipat nilai uang / harta yang disedekahkan. Sedekah 1000 perak berharap jadi 700 juta? Hahaha, sedekah tidak se-"murah" itu. Lho kok 700 juta dibilang murah??

Dengan bersedekah, meski keuangan sedang bermasalah, tapi hati ini tenangnya jadi bukan main. Keresahan digantikan dengan ketenangan, "pasti akan diberikan jalan keluar.." atau "pasti akan ditunjukkan kemudahan". Itu pengalaman pribadi.

Kalau Allah menggantikan 1000 perak langsung dengan cash 700 juta, saya malah ga akan tenang. Bukannya ga mau, pasti mau! Tapi efeknya saya belum berani memikirkannya. Saya masih menikmati ketenangan yang Allah berikan, bukan hanya kepada saya, tapi kepada istri dan kedua anak saya yang selalu mengerti bahwa suami dan ayahnya selalu berjuang yang terbaik bagi mereka.

Tidak banyak yang menyadari betapa nikmatnya ketenangan itu di tengah keluarga yang selalu mengerti sang pencari nafkah berusaha sebaik mungkin menghidupi mereka.

Bersedekah tujuan sejatinya memang mendapatkan "keajaiban", yaitu ridho Allah. Tahukah Anda bahwa mendapatkan ridho Allah itu adalah anugerah terindah paling hakiki yang bisa seorang hamba dapatkan. Soal setelah bersedekah, jadi tambah miskin atau jadi kaya raya, itu hal yang tidak relevan.

Maaf jika pandangan saya salah. Teruslah bersedekah. Semoga selalu mendapat ridho dari Allah.

Kisah Keajaiban Sedekah Ketiga

Saat itu saya mengalami kerugian yang cukup banyak pada salah satu bisnis yang saya geluti. Bingung, stress, sedih, semua bercampur aduk karena itu merupakan satu-satunya sumber pendapatan saya. Hari-hari saya lewati dengan penuh tekanan, stress, sedih dan berpikir bagaimana bisa saya melanjuti kehidupan saya dengan keadaan seperti ini. Pikiran saya menjadi buntu, namun satu-satunya hal yang terpikir pada waktu itu yaitu saya harus membahagiakan orang lain agar setidaknya saya ikut berbahagia melihat mereka dalam keadaan saya seperti itu.

Akhirnya saya memutuskan untuk berbagi makanan dan minuman kesukaan saya kepada para pemulung dan tukang becak. Saya pergi membagi-bagikan dengan seorang driver Gocar yang kebetulan beliau juga mau untuk menemani saya untuk membagi-bagikan makanan. Orang rumah tidak ada yang tahu pergi kemana saya malam itu.

Seketika itu saya merasa tersadar bahwa masalah yang saya hadapi tidak ada apa-apanya dibanding mereka. Saya merasa mendapatkan kebahagiaan dan kekuatan untuk menjalani hidup saya kedepan. Ahhh sungguh indah waktu itu melihat senyuman mereka dan ucapan trimakasih yang begitu tulus.


Saya tidak melakukan ini untuk berharap mendapat pahala atau semacamnya, murni hanya untuk berbagi kepada orang lain dan ingin melepaskan kesedihan saya.

Kisah Keajaiban Sedekah Keempat

Waktu SMA dlu kelas 1 kan Ada mushola tuh yg gk kerawat, yaudah dtg kesitu bersihkan walaupun cuman sendiri seenggaknya udah bisa dipakek sholat. Kan sesudah sholat tuh, udah mau pulang dri sekolah mampir dlu ke mading lhat Berita gtu, dstu Ada kek pelatihan bhs inggris gtu yg dibawaan ama orang dri Pare gtu. Didalm hati kek Ada perasaan mau ikut buat pelatihannya kan bgus buat modal kedepannya tapi dstu Ada feenya sktar 300rb gtu, waktu itu gk punya duit jdi niatnya diurungkan gtu. Bsok harinya kesekolah, masuk jam pertama pelajaran taunya dipanggil ama kepsek disuruh keruangannya, pas sampe disana taunya Ada kk kelas yg berprestasi semua, mulai dri peringkat 1 umum skolah sampe juara 2 bidang matematika se kabupaten. Disitu heran gtu kan sendirian doang kelas 1, Mana gk pernah Naik podium Lagi pas penyebutan peringkat hahaha. Taunya semua yg Ada dstu (siswa) mau diberangjatin buat ikut pelatihan bhs inggris yg kubhas sebelumnya Dan semua ongkosnya dibiayai sekolah, wkwk seneng jga dengernya skaligus heran kok bsa gtu aku yg dipanggil pdhl kan Ada tuh tmnku yg lbih pntar, trnyata guru bhas inggris di skolah yg rekomenasiin diriku wkwkwk. Jadi intinya sedekah itu bukan tentang nominalnya, tapi seberapa ikhlas Kita dalam memberikan sedekah. Ingat yah, senyum aja sedekah :)

Kisah Keajaiban Sedekah Kelima

Barusan kemarin kejadian. Sebenarnya sih keajaibannya sering terjadi, namun saya anggap itu hanya keberuntungan. Kenapa? Kalau keajaiban terlalu masuk dalam diri, dan menganggap bahwa diri kita lebih bisa melakukan kebaikan dibanding orang lain, jadinya nanti Riya'. Engga sombong sih, cuman jadinya bangga, dan takutnya bocor ke orang lain. haha

Jadi, saya dan keluarga kecil saya sedang merantau dalam keadaan benar-benar bermasalah soal finansial. Gaji saya yang memang tidak bisa mencukupi, untuk satu bulan, harus menumpang ke rumah saudara. Biasanya di pertengahan bulan, kami harus memakan nasi, dan satu sayur tanpa lauk. Sudah kebiasaan sih. Haha. Kemudian, ketika uang kita sudah benar-benar tipis, dikabari dari keluarga jauh bahwa mereka butuh uang untuk sekolah. Ini terjadi di hampir akhir bulan. Akhirnya, kosonglah kas keluarga. Tidak bisa makan? Engga juga. Kita masih punya nasi kok, tinggal cari lauk saja. Haha, karena kebiasaan di awal bulan ketika gajian, kami menyisihkan beli beras untuk sebulan penuh.

Ketika sudah tidak ada kas, maka satu-satunya makanan yang disedekahkan adalah nasi, tapi ngga ada lauk. Dibukalah tawaran sedekah bersama, beberapa kawan menghubungi untuk membelikan lauk, atau dimasak bersama. Kami memilih untuk masak bersama, akhirnya dari situ muncul lauk untuk nasi kami, makan bersama, kemudian membagikan bersama.

Eh, esoknya, kami dapat tawaran lauk dan makanan dari orang lain. Berjalanlah itu program sedekah. Tetiba juga dihubungi kawan yang mau mengembalikan hutang masa lalu. Hiduplah kita sampai akhir bulan, haha. Unik sih, kalo dalam mata kuliah filsafat, disebut sebagai nikmatnya kesakitan. Ujung yang nikmat dalam sakitnya kehidupan. Haha.

Kisah Keajaiban Sedekah Keenam

Saat itu bulan Ramadhan tahun 2015 atau 2016an… antara malam ke 23 sampai ke 29… Saya dan mantan pacar keliling boncengan naik motor di daerah Thamrin City, di dekat jembatan saluran air. kira kira antara waktu magrib ke isa (18.30an). Kami lagi nguber diskon di beberapa supermarket (si mantan pacar doyan banget belanja diskonan walau barangnya bisa dibilang “nggak perlu”. Sedangkan Saya tipikal yang tidak peduli diskon. Saya beli barang yang saya yakin 100% saya butuhkan & berfungsi walau harganya normal, bahkan saya kasih tips ke penjualnya atas jasanya menyediakan barang yang saya butuhkan dan ini perbedaan ini yang sering bikin kami sering berantem).

Mantan pacar saya melihat seorang pemulung pria yang sangat lusuh, agak overweight dan sepertinya sedang kebingungan. Saya tidak memperhatikan, tapi mantan pacar langsung minta saya menepi, tanya ke saya “Kamu ada 20ribu nggak? minta dong!”. Lalu mantan pacar menghampiri si pemulung dan langsung memberikan uang 20 ribu saya tadi. Kami langsung ngacir lagi menuju central park di Jakarta Barat. Rencananya mau ke Carrefour. Setelah sampai dan muter muter di sana, kami kembali ke parkiran motor.

Ehh ndilalah di sebelah motor Saya, di lantainya ada sesuatu yang seperti terbuang, yaitu sticker reward belanja di carefour. Cukup banyak jumlahnya. Kami lihat di sekitar kami, tidak ada orang yang mencari cari. Sepertinya sudah cukup lama tergeletak. Kami langsung rapihkan, kembali masuk ke Carefour dan kami tukarkan menjadi 2 buah pisau dapur yang cukup mewah menurut kami. Mereknya pakai nama Jerman. Schnitzel Uffer atau apalah… Di situ Saya dan dan mantan pacar saling tatap… Masya Allah… balasan sedekah kamu cepet banget dibalasnya…

Kira kira begitu.. dan sang mantan pacar sekarang sudah bukan pacar lagi. Ia sekarang adalah istri Saya wahahaha… dan kami pun masih sering berselisih tentang belanja barang diskonan. Apalagi jaman sekarang dah banyak promo promo diskon online ya dari ovo lah, dari gopay lah… ampun deh..

--

Apa cerita kamu ?

Ayo ceritakan pengalaman kamu tentang keajaiban sedekah melalui kolom komentar di bawah, agar lebih banyak lagi teman-teman yang lain tergerak hatinya untuk bersedekah.

Bottom Ad [Post Page]

| Designed by Colorlib