Full width home advertisement

Post Page Advertisement [Top]

Belajar dari Kisah Sukses Ahli Sedekah yang Birrul Walidain

Sudahkah kita berbakti kepada kedua orang tua kita hari ini ?. pertanyaan inilah yang harusnya sering kita tanyakan pada diri kita sebagai seorang anak. Bahkan meski sudah menikah pun kita tetap seorang anak. Maka berbaktilah kepada kedua orang tua selagi dia masih hidup di dunia ini. Jangan sampai ada penyesalan di kemudian hari. Sebab tidak sedikit orang yang damai, berkah dan sukses hidupnya karena menjadi ahli sedekah sekaligus birrul walidain.

Ada kisah dari seorang ahli birrul walidain dan sedekah.  ceritanya membuat air mata berkali-kali mengalir tak terbendung. Sejak kecil ayahnya telah tiada. Ia sembilan bersaudara hidup bersama Ibunya. Kecintaannya kepada Ibunya luar biasa. Hingga di kantornya terpampang foto ibunya.

2 Cerita Orang Sukses Dengan Sedekah Terbaru

Ketika membeli mobil baru, Ia minta Ibunyalah yang harus naik dulu. Diajaknya jalan-jalan. Bila ada pertemuan dengan keluarga, ia fokus mengurus keperluan Ibunya. Saat ibunya ingin umrah, ia bukan hanya membiayainya, namun juga mengurus segalanya. Kepada isterinya ia memberi pemahaman agar ia bisa fokus mengurus Ibunya yang sudah lanjut usia. Kepada ayah dan ibu isterinya juga baktinya luar biasa, sehingga isterinya bisa menerima.

Saat umrah ibunya menggunakan kursi roda. Ia mendorong-dorong kursi roda ibunya. Saat ibu makan dan mandi, ia yang melayaninya. Menggosok gigi Ibunya pun ia yang mengurusnya. Ibunya seperti raja baginya. Beliau PNS dan pengusaha, tapi cintanya pada ibunya mengalahkan segalanya. Saat ibunya sakit berat dan di rumah sakit seharinya 7 juta, ia tidak ragu menanggung biayanya seorang diri. Walaupun saudaranya juga ada yang jadi anggota dewan dua orang dan semua saudaranya sudah berhasil dan mapan. Ini karena cinta. Cinta itu tidak itung-itungan.

Ibunya pun sangat mencintainya. Dari 9 bersaudara (6 perempuan, 3 lelaki), ia walaupun lelaki menjadi anak kesayangan ibunya. Saat diajak umrah lagi oleh anaknya yang lain, ibu ini hanya mau umrah bersamanya.  Bila bertemu ibunya, ia bukan hanya cium tangan, cium pipi kanan kiri, juga cium keningnya. Saat ibunya akan wafat, dari 9 bersaudara, nama yang disebutnya adalah namanya.

Semangat sedekahnya tidak diragukan. Jutaan bahkan puluhan juta diberikan untuk yatim dan dhu’afa secara rutin. Bersedekah sudah menjadi lifestyle-nya. Baginya sedekah adalah happy. Ia pernah menyediakan uang untuk beli seekor sapi (untuk dia dan keluarga) buat kurban. Temannya datang menangis mengadukan masalah. Ia berikan uang tersebut buat temannya. Saat waktu kurban, Allah memberinya rezki sehingga tetap dapat berkurban seekor sapi.

Saat SMP ia mimpi bertemu Rasulullah. Hari ini dia datang padaku digerakkan Allah untuk mengajariku tentang birrul walidain dan sedekah secara praktis-empiris, dengan contoh nyata. Ia ahli sedekah. Walau orangnya kelihatan biasa saja, tapi rumahnya banyak. Karir dan bisnisnya maju. Anak-anaknya berbakti. Inilah contoh orang yang berbakti pada orang tuanya dan ahli sedekah. Terima kasih guruku, semoga aku dapat meneladani baktimu pada orang tua dan sedekahmu yang tanpa itung-itungan dan penuh keyakinan. Semoga kita juga termasuk dalam golongan orang-orang baik dan mengutamakan kebaikan. Amin

Kisah Mereka yang Menularkan Hobi Sedekah Tiap Jum'at

Menularkan kebiasaan baik tidak harus diawali dengan kesuksesan secara materi. Seperti halnya yang dilakukan warga Kaliwungu, Kabupaten Kendal, Jawa Tengah, bernama M. Alif (41), yang menyebar 'virus' sedekah dengan komunitas Sedekaholic.

Alif, yang seorang pengusaha reklame kecil-kecilan, sudah sekitar satu tahun melakukan kegiatan alam setiap Jumat pagi. Ia menyebarkan nasi bungkus plus minum untuk orang-orang membutuhkan dan berada di pinggir jalan.

Seperti halnya yang dilakukan pada Jumat (7/1/2017) lalu, ketika hujan mengguyur Kendal. Namun Alif tidak mengurungkan niatnya untuk berbagi. Bersama rekannya, Eddie Prayitno, Alif berboncengan motor sembari membawa dua kardus berisi nasi bungkus dan minuman kemasan.

Di sekitar Alun-alun Kaliwungu, Kendal, beberapa kali Alif dan Eddie berhenti dan membagikan nasi bungkus itu kepada petugas kebersihan, pengemis, gelandangan, pengayuh becak, bahkan sampai orang gila.

Hanya butuh waktu sekitar 15 menit, Alif tuntas membagikan puluhan nasi bungkus itu. Ia pun kembali ke rumahnya di Jalan Kenduri Krajan Kulon, Kaliwungu, Kendal. Di teras rumahnya yang sederhana, Alif bercerita soal hobinya menyalurkan sedekah setiap Jumat itu.

"Saya lupa kapan mulainya, habis Lebaran tahun 2015 kayaknya. Berdua sama teman namanya Priyatno Yuwono, teman waktu di SMP Negeri Kaliwungu. Dulunya cuma iseng ingin bancakan sama orang-orang di jalanan," kata Alif.

Alif kemudian meniatkan diri untuk rutin membagikan nasi bungkus setiap Jumat pada waktu sarapan. Kebiasaan positifnya itu menular, banyak orang tertarik ikut, bahkan penjual nasi bungkus pun kadang bersedekah berupa lauk.

"Awalnya hanya sekitar 20 nasi bungkus sama air putih gelas. Kadang bikin sendiri kadang beli, pokoknya yang layak dan sama seperti yang kita makan. Banyak yang tertarik, kadang orang warung ikut sedekah, lauknya dikasih ayam," tandas Alif.

Kegiatan yang dulu bernama Gerakan Menebar Nasi Bungkus (Gemar Menabung) itu kini makin banyak yang tertarik bergabung sehingga namanya dibuat menjadi Sedekaholic dan dibuatkan grup Facebook bernama Sedekaholic Community.

"Nama itu usulan teman-teman biar orang kecanduan untuk bersedekah," tandas Alif.

Kini tidak hanya Alif yang memberikan sedekah melalui Sedekaholic. Banyak juga yang menitipkan sedekah kepada Alif dengan mengirimkan uang yang nantinya dijadikan nasi bungkus. Bahkan pos pembagian sudah bertambah, tidak hanya di daerah Kaliwungu, tapi juga di Cepiring dan Kendal Kota.

"Sejak awal memang hari Jumat, untuk Jumat berkah," pungkasnya.

Dalam kegiatannya, Alif memang menyasar orang-orang yang membutuhkan dan hidupnya banyak dihabiskan di pinggir jalan, tidak terkecuali orang dengan gangguan jiwa. Berbagai pengalaman sudah dialami dari mulai makanan dibanting sampai dikira sogokan dari calon kepala daerah.

"Dulu pas masa kampanye, ditanya nasi dari nomor urut berapa. Pernah juga sama orang gila dibanting nasi bungkusnya, tapi lama-kelamaan mereka hafal dengan saya," ujar Alif sambil tertawa. 

Semoga 2 Cerita Orang Sukses Dengan Sedekah Terbaru di atas bisa menginspirasi kita semua agar semakin semangat kerja dan sedekahnya setiap hari, Amin....

Bottom Ad [Post Page]

| Designed by Colorlib