Disunatkan bagi pasangan suami isteri, jika ingin bersenggama hendaknya mencari waktu yang baik. Rasulullah saw berpesan pada penganten agar tidak lupa melaksanakan hubungan intim pada hari atau malam jumat. Cara seperti ini ditegaskan dalam hadits bahwa rasulullah bersabda :
Barangsiapa mandi janabah pada hari jumat, kemudian ia pergi untuk melaksanakan shalat jumat, seakan ia telah berkurban seekor unta. Barangsiapa pergi melaksanakan shalat jumat pada waktu kedua, seakan-akan ia berkurban seekor sapi. Siapa yang pergi pada waktu ketiga. seakan-akan dirinya berkurban seekor biri-biri. Siapa yang pergi pada waktu keempat. seakan-akan dirinya berkurban seekor ayam. Sedangkan siapa yang pergi pada waktu kelima, seolah-olah dirinya berkurban telur. Adapun jika khatib telah keluar dan menyampaikan khutbahnya, maka para malaikat (pencatat amal) duduk dan mendengarkan khutbah yang disampaikan." (HR. Bukhari Muslim)
Secara umum hadits ini berbicara tentang bersegera dalam pelaksanaan shalat jumat. Namun ada satu sisi lain yang berkenaan dengan mandi janabah. Secara eksplisit hadits menggambarkan batas maksimum dan minimum bagi pengantin dalam melaksanakan hubungan badan suami isteri bagi pengantin baru atau bagi pasangan yang sudah lama menikah untuk melakukan hubungan badan sebanyak dua kali dalam seminggu, kecuali pada bulan madu. Dianjurkan agar mengurangi intensitas hubungan badan pada saat usianya semakin bertambah. Karena terlalu sering bersetubuh akan berdampak pada anggota badan menjadi lemah dan melemahkan akal. Sebaliknya apabila terlalu jarang mengadakan hubungan badan akan menyebabkan pudarnya insting (dorongan) seks dan menghilangkan keharmonisan rumah tangga disebabkan terhentinya hubungan seksual.
Sebagian ulama berkomentar, kata "gassala" mengindikasikan seorang lelaki mengumpuli isterinya sebelum berangkat menuju shalat jumat. Hal ini bertujuan agar ia lebih bisa mengendalikan nafsu dan pandangannya.
Ibnu Qayyim al Jauzi memberikan pengarahan terhadap pemuda jika telah menikah sebaiknya hati-hati terlalu sering melakukan hubungan seksual, agar dia dapat menjaga keperkasaannya untuk masa tua dan unsur keremajaannya tidak cepat hilang, hingga dia mampu melaksanakan isterinya pada usia lanjut tanpa ada kendala seksual. Hal tersebut bisa saja pada masa usia lanjut, dirinya masih tetap dituntut untuk memenuhi kewajibannya.
Hendaknya pemuda muslim yang memiliki pemahaman agama secara matang dapat mengetahui bahwa ketenangan dan kenikmatan itu terletak pada kedekatan dengan kekasih. Kedekatan ini terwujud melalui ciuman dan senggama. Dengan begitu akan dapat merasakan lezatnya cinta. Sedangkan melakukan hubungan badan terlalu sering akan mengurangi rasa dan kenikmatan cinta.
Selain itu efek dari terlalu seringnya berhubungan badan dapat melemahkan kekuatan seseorang, membahayakan urat syaraf, terjadinya orgasme dini, kejang kejang pada otot, melemahkan pandangan, memadamkan kehangatan seksual, meluaskan saluran-saluran pembuangan dan rentan terhadap penyakit.
Sebaiknya dalam hubungan seksual dengan isteri dilakukan setelah selesainya pencernaan makanan bekerja, atau pada waktu-waktu santai dan tidak melakukan hubungan di saat lapar. Karena hal tersebut dapat melemahkan kehangatan instink seks. Juga jangan berhubungan badan pada saat perut masih penuh dengan makanan (kenyang), karena akan mendatangkan rasa sakit. Tidak juga suami isteri bersenggama dalam kondisi tubuh yang masih capai dan tidak fit. Hal itu akan mengurangi kenyamanan dalam bersenggama. Bahkan sebaiknya dihindari bersenggama dalam kondisi emosi meluap-luap atau dalam keadaan stress, sebab jika seseorang melakukan hubungan badan dalam kondisi tersebut, hubungan suami isteri tidak akan optimal, dapat merusak kemesraan dan kebahagiaan mereka. Akibatnya keharmonisan rumah tangga tidak dirasakan oleh kedua pasangan.
Waktu-waktu yang baik dalam berhubungan badan adalah setelah lewat tengah malam, setelah prosesnya pencernaan makanan. Lalu mandi dan berwudlu, setelah itu tidur. Proses ini akan menguatkan tenaga setelah bangun tidur.