Full width home advertisement

Post Page Advertisement [Top]

Mengurus dan menyantuni orang sakit merupakan kewajiban bagi keluarga yang sakit. termasuk mengupayakan pengobatannnya sesuai dengan kemampuan mereka. Namun bagi kerabat dan sahabat disunnatkan untuk menengok atau ('iyadah) terhadap orang sakit.


"Iyadah atau menengok orang sakit adalah suatu perbuatan kebajikan yang sangat dipuji dalam agama, karena itu disunnatkan bagi setiap muslim dan muslimat.

Mengurus dan Menyantuni Orang Sakit

Menengok orang yang sedang sakit sangat besar artinya bagi si sakit dan keluarganya. karena ia sebagai tanda perhatian dan kepedulian kita: terutama terhadap jiran sekampung atau sekota yang sedang menderita sakit baik yang dikenal maupun yang belum dikenal. meskipun ia orang kafir. Karena diharapkan dengan adanya kedatangan kita bagi si kafir yang sakit. akan tergugah hatinya untuk masuk Islam.


Rasulullah SAW. pernah menengok seorang Yahudi yang biasanya melayani dan membantu beliau, sedang menderita sakit. Dan Nabi SAW. duduk didekat kepalanya seraya bersabda:


"Islamlah, maka pemuda itu memandang kearah ayahnya yang berada didekatnya. Maka ayahnya berkata Ikutilah Abul Qasim: maka Islamlah pemuda itu. Kemudian Rasulullah SAW keluar sambil mengucap Alhamdulillahilladzi angadzahu minannar (Segala puji bagi Allah yang menyelamatkan dia dari api neraka)" (HR. Bukhori dari Anas)


I. SOPAN SANTUN MENENGOK ORANG SAKIT


Makruh mendatangi orang yang sedang sakit, apabila mengakibatkan bertambah sakitnya lantaran kedatangan kita.


Janganlah kita mendatangi orang sakit itu setiap hari kecuali kerabat kita. atau kedatangan kita sangat diharapkan oleh si sakit Dan jangan pula lama duduk disampingnya, karena mungkin mengganggu keleluasaan gerak si sakit, kecuali ia sangat senang dengan kehadiran kita disisinya dan menjadikan tawar bagi penyakitnya.


Karena itu dalam 'iyadah atau menengok orang sakit, kita perlu menjaga adab sopan santun menurut 'urf pergaulan kita, disamping ketentuan-ketentuan dokter yang merawatnya.


Hendaklah ketika mengunjungi orang sakit itu, kita berusaha menghibur dan menggembirakan hatinya dan meyakinkan bahwa penyakitnya akan sembuh dengan segera. Diriwayatkan oleh Imam Bukhori dari Ibnu Abbas, bahwa kebiasaan Nabi SAW. adalah :


كان إذا دخل على مريض يعوده قال لباس طهورانشاء الله

(رواه البخاري عن ابن  عباس) 


Adalah (Nabi SAW) apabila datang kepada orang sakit yang ditengoknya, beliau bersabda "Tidak apa-apa, semoga menjadi penyuci dosa-dosamu Insyaallah".


II. MENGOBATI DAN MERAWAT ORANG SAKIT


Berobat sangat dianjurkan dalam Islam, namun ada ketentuan obat apakah yang dibolehkan dan obat apa pula yang tidak dibolehkan. Rasulullah SAW. bersabda:


ان الله لم يجعل شفاءكم فيما حرم عليكم - رواه البخاري من ابن عبا سی ہے


"Sesungguhnya Allah tidak akan menjadikan obat bagimu dari barang yang telah Dia haramkan atasmu". (HR. Bukhori dari Ibnu Mas'ud)


Hadits tersebut diatas mengandung pengertian bahwa benda-benda atau barang yang diharamkan seperti khamar atau lainnya, jelas tidak boleh dijadikan obat, bahkan tidak akan menjadi obat bagi yang meminumnya, justru ia akan mendatangkan penyakit.


Dilain hadits Rasulullah SAW bersabda :


"Bagi setiap penyakit ada obatnya, maka jika obat itu sesuai dengan penyakitnya niscava akan sembuh dengan izin Allah Azza Jalla" (HR.Ahmad).


Disamping kita mengusahakan pengobatan secara medis terhadap saudara kita yang dalam keadaan sakit. hendaknya kita berusaha pula dengan cara do'a. sebagaimana pernah diajarkan oleh Nabi SAW.


1. Do'a Ketika Mengunjungi Orang Sakit 


Sunnat mendoakan agar penyakit yang sedang diderita oleh sakit segera sembuh dan sehat kembali sebagaimana sediakala, dengan do'a yang pernah diajarkan Nabi SAW. sebagaimana yang tersebut didalam hadits yang diriwayatkan oleh Abu Daud dan Tirmidzi


"Rasulullah SAW bersabda Siapa yang menjenguk/menengok orang sakit yang belum tiba ajalnya, kemudian dibacakannya do'a ini tujuh kali (As-alullahal'azhiem Rabbal'arsyll 'azhiem ayyasyfika) = Aku mohon kepada Allah Yang Maha Agung, Tuhan yang mempunyai 'Arasy yang besar, semoga Allah menyembuhkan engkau), pasti Allah akan menyembuhkannya dari penyakit itu". (HR. Abu Daud, Tirmidzi dan Al-Hakim). 

Siti 'Aisyah ra. berkata :


"Nabi SAW pernah menengok salah seorang keluarga beliau yang sedang sakit, maka beliau mengusap-usap si sakit dengan tangan kanan beliau sambil membaca Allahumma Rabbannasi, idzhabilba'sa, isyfi antasysyafi laa syifa-a, illa syifa-uka, syifa-an laa yughadiru saqama Ya Allah Tuhan dari semua manusia hilangkanlah segala pemukit, sembuhkanlah, hanya Engkaulah vang dapat menyembuhkan tiada kesembuhan kecuali daripada-Mu sembuh yang tidak dihinggapi penyakit lagi" (HR. Bukhori dan Muslim dari Aisyah ra.)


2. Do'a Ketika Sakit.


Rasulullah SAW. mengajarkan kepada umatnya agar mampu mengadakan hubungan langsung kepada Allah dalam segala hal (berdo'a) termasuk mengobati diri sendiri dengan cara berdo'a ketika sakit. 


Abu Abdillah (Usman) ibnu Abil 'Ash ra. pernah mengeluhkan penyakit yang dideritanya kepada Rasulullah SAW. Maka Rasulullah SAW bersabda :


"Letakkanlah tanganmu di tempat yang rasa sakit dan lalu baca Bismillah tiga kali, kemudian baca lagi 

: A'udzu bi-'izzatillahi wa qudratihi min-syarrimaa-ajidu wa-uhadziru tujuh kali Aku berlindung kepada ke-Muliyaan dan ke-Kuasaan Allah dari bahaya yang kurasa dan kukhawatiri" (HR. Muslim)


Jika ternyata berbagai cara pengobatan sudah dilaksanakan, namun penyakit belum juga baik atau sembuh: bahkan lebih parah dari sebelumnya, maka hendaklah segala sesuatunya diterima dengan sabar dan tabah serta munajatlah kepada Tuhan, mengadukan segala hal kepadaNya dan mintalah ampun serta limpahan Rahmat dan MaghfirahNya, serta berbaik sangkalah kepadaNya bahwa Dia mengampuni segala dosa kita; untuk ini panjatkanlah do'a sebagaimana yang tersebut dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dari Anas ra. yang berbunyi:


"Ya Allah, hidupkanlah hamba ini jika sekiranya hidup itu lebih baik bagi hamba, dan matikanlah hamba ini jika sekiranya mati lebih baik untuk hamba" (HR Muslim dari Anas)


Alangkah baiknya jika dalam situasi dan kondisi yang demikian dan tidak mengakibatkan menambah kepiluan yang mendengarnya. si sakit dapat mengumpul keluarganya dan memberikan nasehat kepada mereka agar supaya sabar dan tabah menerima dan menghadapi keadaan jika sewaktu waktu terjadi saatnya perpisahan (kematiannya) dan dapat pula pada saat itu melaksanakan saling ma'af mema'afkan terhadap keluarga dan kerabat serta handai taulan yang pernah bergaul dengannya. Dan baik pula pada ketika itu disampaikan wasiat jika hal ini diperlukan bagi si sakit Dengan demikian baik si sakit maupun keluarganya sudah siap mental menghadapi hal-hal yang mungkin akan terjadi.


Siti Aisyah ra, bercerita tentang hal keadaan Rasulullah SAW ketika hampir wafat, yang tersebut dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi :


"Kulihat Rasulullah SAW ketika beliau hendak berpulang ke Rahmatullah, (dimana ketika itu beliau berada dalam pangkuanku) beliau memasukkan tangan ke dalam mangkok vang berisi air yang terletak disamping beliau, kemudian beliau mengusap muka dengan air itu, sambil membaca do'a


Allahumma a'inni 'ala ghamaratil mauti wa-sakaratil mauti = Ya Allah bantulah daku menghadapi keberatan dan kesukaran sakratil maut" (HR. Tirmidzi dari 'Aisyah)


3. Menanyakan Keadaan si Sakit Kepada Keluarganya. 


Sunnat menanyakan hal ihwal si sakit kepada keluarganya, apakah penyakitnya sudah membaik atau sebaliknya.


Menanyakan hal ihwal st sakit kepada keluarganya pada umumnya mempunyai dampak positif terhadap keluarganya maupun terhadap si sakit. Karena memungkin menjadi sembuhnya si sakit disebabkan 


a. Mungkin si penanya ada mempunyai pengetahuan tentang pengobatan. sehingga keluarganya dapat mengusahakan pengobatannya lagi.


b. Sebagai pertanda bahwa si penanya turut prihatin terhadap derita si sakit dan keluarganya yang biasanya selalu disudahi dengan do'a kesembuhan untuk si sakit


4. Sikap Keluarga si Sakit.


Apabila penyakit yang diderita oleh si sakit kian hari kian bertambah, maka hendaklah keluarganya sabar dan tabah menghadapi dan merawatnya : pasrahlah kepada Tuhan, mohonkanlah keampunan Tuhan, dan mintakanlah ma'af kepada segenap kerabat, sahabat dan handai taulannya. Nyatakanlah kepada si sakit, bahwa segala urusan dan hal ihwalnya dengan sesama makhluk baik berupa utang piutang atau lainnya, telah diambil alih oleh salah seorang keluarganya, agar ia dapat tenang dan anjurkan kepadanya supaya ia selalu dalam keadaan zikir (ingat) kepada Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.


Rasulullah SAW bersabda:


من كان آخر كلامه لا إله إلا الله دخل الجنه

(رواه أبوداود والحاكم)

"Siapa yang akhir kalimatnya yang keluar dari lidahnya, mengucap : Laa ilaha illallah pasti masuk sorga" (HR. Abu Daud dan Al Hakim)


Karena itu kalau kita melihat orang yang sedang sakit dan tampaknya ada tanda-tanda dekat kematiannya, hendaklah kita mentalqinkan dengan kalimat Tauhid. 


Rasulullah SAW bersabda :


لقنوا موتاكم لا إله إلا الله.


Ajarkanlah kepada orang yang menghadapi kematian diantara kamu, kalimat : Laa ilaha illallah". (HR. Muslim)

Bottom Ad [Post Page]

| Designed by Colorlib